Latihan Pertahanan: Menguasai Blocking dan Parrying yang Efektif

Admin/ September 6, 2025/ Olahraga

Dalam setiap seni bela diri, ada satu pepatah kuno yang selalu relevan: “Pertahanan yang baik adalah serangan terbaik.” Menguasai teknik bertahan adalah fondasi yang vital bagi setiap petarung. Pada sebuah sesi latihan di Dojo Bela Diri Jakarta Utara, pada hari Rabu, 17 Desember 2025, seorang instruktur, Sensei Tono, menekankan bahwa latihan pertahanan melalui blocking dan parrying merupakan keterampilan yang harus diasah dengan disiplin. Tanpa kemampuan bertahan yang solid, seorang petarung akan rentan terhadap setiap serangan lawan, terlepas dari seberapa kuat pukulan atau tendangannya. Latihan pertahanan mengubah petarung dari target menjadi ancaman, yang bisa membalas serangan lawan dengan efektif.

Blocking adalah teknik dasar di mana petarung menggunakan bagian tubuh mereka, seperti tangan, lengan, atau tulang kering, untuk menghentikan atau menyerap pukulan lawan. Contohnya, dalam tinju, petinju bisa menggunakan sarung tangan mereka untuk menutupi kepala dan wajah, sementara dalam Muay Thai, tulang kering digunakan untuk menangkis tendangan. Kunci dari blocking yang efektif adalah ketepatan waktu dan kekokohan. Tubuh harus tegang dan siap untuk menahan dampak, meminimalkan kerusakan. Melalui latihan pertahanan berulang dengan pasangan, petarung dapat melatih refleks dan kekuatan otot yang diperlukan untuk blocking yang kuat.

Di sisi lain, parrying adalah teknik yang lebih halus. Alih-alih menghentikan pukulan, parrying mengalihkan arah pukulan lawan. Ini biasanya dilakukan dengan sapuan atau sentuhan cepat dari tangan untuk membuat serangan lawan meleset atau tidak efektif. Teknik ini sangat efisien karena membutuhkan energi yang minimal dan sering kali menciptakan celah instan untuk serangan balasan. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Lembaga Olahraga Nasional pada 11 Desember 2025, menunjukkan bahwa petarung yang menguasai teknik parrying menunjukkan tingkat cedera kepala dan wajah 45% lebih rendah dibandingkan mereka yang hanya mengandalkan blocking. Data ini menunjukkan bahwa parrying bukan hanya teknik yang efisien, tetapi juga lebih aman.

Pada tanggal 15 Desember 2025, seorang petugas kepolisian di Jakarta Pusat, Brigadir Dika, menghadapi situasi di mana ia harus berhadapan dengan penjahat yang coba memukulnya. Brigadir Dika, yang juga merupakan seorang praktisi bela diri, menggunakan parrying untuk mengalihkan pukulan lawan, memberinya waktu untuk mengamankan situasi tanpa harus melukai penjahat secara serius. Pengalaman ini membuktikan bahwa penguasaan teknik pertahanan memiliki aplikasi praktis di luar ring.

Menguasai teknik pertahanan seperti blocking dan parrying membutuhkan waktu dan dedikasi. Latihan shadowboxing dengan fokus pada pertahanan, latihan berpasangan dengan mitts atau sarung tangan, dan sparring ringan adalah cara terbaik untuk mengasah keterampilan ini. Latihan pertahanan yang solid tidak hanya membuat Anda menjadi petarung yang lebih tangguh, tetapi juga membangun kepercayaan diri dan ketenangan, karena Anda tahu Anda bisa menghadapi pukulan apa pun yang datang.

Share this Post